Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

Membaca Nawacita dalam APBN 2017

“Kita perlu kekuatan ekonomi baru. Kita perlu produktivitas-produktivitas baru untuk membangun kekuatan ekonomi baru Indonesia.” (Presiden Joko Widodo ) Ekonomi dan produktivitas untuk membangun kekuatan ekonomi baru Indonesia adalah kata kunci Presiden Jokowi untuk membangun Indonesia baru. Kekuatan ekonomi baru mustahil tanpa pencapaian infrastruktur. Bicara masalah infrastruktur secara equivalen seharusnya memberikan dampak signifikan bagi pembangunan di daerah. Jika dalam RAPBN 2017, pemerintah memberikan anggaran untuk belanja infrastruktur sebesar Rp346,6 triliun atau mengalami kenaikan Rp29,5 triliun dari alokasi pada APBNP 2016 sebesar Rp317,1 triliun, sudah seharusnya anggaran sebesar itu memberi pemasukan yang signifikan bagi negara. Jika dikaitkan dengan Nawacita, dalam Nawacita ke-3, yakni membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. Kata “membangun” dapat dimaknai membangun fisik dan juga me...

Potret Kreativitas Anak Bangsa

"Sebagaimana potret, ia hanya menggambarkan sebagian saja, tidak utuh, namun tetap ia dapat dijadikan sebuah simpul dari perubahan yang sedang dan akan terjadi." Tiada yang tahu pasti, bagaimana masa depan mengajarkan anak-anak kelak, dan bagaimana masa depan membuat tiap anak punya cara sendiri bertahan menghadapi benturan perubahan, membekali tiap ruang dalam pikirannya dengan kreativitas, inovasi, dan gaya hidup yang jauh berbeda dari generasi sebelumnya. Saat ini, Indonesia belum berdaya dalam mengakomodir keperluan generasi masa mendatang khususnya di Sekolah Menengah Kejujuran (SMK) yang perannya masih sebatas meluluskan mereka menjadi tenaga siap pakai untuk dipekerjakan di korporasi yang sudah mapan. Meningkatnya guru honorer sebesar 860 persen dalam 5 tahun terakhir mengindikasikan ketidakajegan kebijakan pengangkatan guru honorer. Fakta tersebut mengindikasikan perlunya penanganan yang serius dan ketegasan dari Kemendagri agar kepala daerah tidak lagi menga...

Sebuah Tanya di Ujung Jalan

Kita memang tak pernah bisa mengerti waktu karena waktu dibuat untuk terus berjalan  bukan untuk melangkah mundur, apalagi berhenti Begitu pula dengan kehidupan ini kelihatan tua tidak berarti kelihatan pula kematangan jiwa menua dalam usia, namun belum tentu membijak dalam dewasa kita baru bisa mengerti dan menghargai waktu ketika sudah berada di ujung jalan  saat itu yang ada hanya kita dan Tuhan sebuah ujung kehidupan yang sangat menentukan  sudahkah kita menghargai waktu perhatian untuk mereka yang selalu ada untuk kita pasangan dan anak-anak serta orangtua  sehingga nanti, tak begitu banyak tanya di benak tak begitu banyak sesal saat nafas terakhir berhembus tidak akan ada tanya lagi yang ada hanya lepas dan ikhlas dalam tenangnya jiwa  dalam dekap hati orang-orang terkasih