Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Karakter, Keluarga, dan Sin of Crime of Omission

                                                                                                                Tulisan ini saya mulai dengan sebuah cerita. Seorang kawan yang dapat order proyek dari X, seorang anggota DPR. X dikenal luas memiliki kesantunan dan tutur kata yang penuh adab ketika diwawancarai di stasiun televisi. Selama mengerjakan proyek, kawan saya itu sudah melakukan yang terbaik bahkan banyak komponen yang digratiskan ataupun mendapat diskon istimewa. Sungguh disesalkan, kesalahan kecil dalam proyek itu membuat X mengancam tidak mau membayar karena ada komponen yang harus diimpor dari luar negeri, karena tidak dijual di Indonesia . Bukan hanya itu, X juga memaki, menghina, dan membentak k...

Tertawalah

jika melihat anak-anakku tertawa, aku merasa bahwa inilah hidup hidup atau mati seseorang dapat dilihat seberapa bahagia dan tertawa merupakan variabel terikat yang dapat mengidentifikasi bahagia atau tidaknya seseorang ada tertawa palsu, hanya sekadar untuk menyenangkan atasan ada tertawa tulus, untuk orang yang dicintai ada tertawa lain-lainnya hari ini, aku mencoba untuk tertawa meski dalam hati kecilku, ada kesedihan karena inilah batere agar hidupku senantiasa menyala tertawalah untuk memicu lelah menjadi sedikit segar tertawalah untuk anak2mu yang sedang tumbuh dan baru berkembang tiap pekan bertambah kata2 yang baru, perilaku yang baru, dan lain2... dan yang terakhir, tertawalah untuk meraih kemenangan bukan dengan bersedih, mendengki melihat kesuksesan orang lain "bukan kamu bahagia karena kamu tertawa, tapi kamu tertawa karena kamu bahagia" (muhammad ivan, ayah 4 anak)

Perlawanan Guru dalam Kewenangan Penguasa

(Tanggapan terhadap Opini Sidharta Susila) Pendidikan mengubah peradaban, dari biadab menjadi beradab. Begitupun guru, harus terlibat, memikirkan arah bangsa ini mau dibawa kemana. Negara ini bukan soal politik atau mereka yang terlibat dalam politik, justru guru berperan besar membawa arah bangsa ini kemana akan berlabuh, menepi, dan berlayar di jagat raya. Tulisan saudara Sidharta Susila yang dimuat di harian ini (6/03/2017) saya simpulkan sebagai upaya menjadikan guru seotentik mungkin dalam bersikap, terlebih dalam urusan politik praktis. Namun yang saya perlu garis   bawahi, politik praktis yang dilakukan oleh guru cenderung bukan dilakukan secara sengaja, melainkan mengamankan posisi/kedudukannya sebagai guru atau kepala sekolah. Di beberapa daerah yang telah saya kunjungi, terkhusus di sekolah di daerah 3T, ketakutan akan mutasi menyebabkan guru bersilat lidah meyakinkan siswa yang sudah mumpuni ikut pilkada untuk memilih apa yang telah dipesan oleh penguasa ...

Inovasi Sosial dan Ancaman Disrupsi

“Bangun tidur yang dilihat pertama kali, handphone” “Masih perlu jam tangan, di handphone pun sudah ada, jadi untuk apa jam tangan” “Ngga punya mobil untuk antar lamaran pernikahan, jasa transportasi online siap mengiringi” “Kena macet di jalan, bang ojek online siap mengantar lewat jalan tikus, jadi ngga perlu takut telat” “Memprediksi kemacetan, tinggal install waze” Begitulah sekelumit cerita betapa teknologi informasi telah mengubah cara kita hidup menjadi lebih sederhana. Tidak diragukan lagi bahwa teknologi menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Kata kunci “efektif” dan ”efisien” menjadi platform yang menandakan bahwa di setiap sudut di mana   manusia tinggal, teknologi menyisipkan celah cerita di dalamnya. Dari sekian banyak teknologi, teknologi informasi-lah yang paling menghegemoni dinamika dan perubahan sosial budaya di dunia. Tidak ada lagi sahabat pena, tak ada lagi menunggu waktu berhari-hari untuk menyapa sahabat melalui surat...