Saya berencana ingin A, tetapi kenapa diberi B. Itu saya alami, mengapa Tuhan memberi saya jalan berbeda dari yang saya rencanakan. Contohnya menjadi pegawai negeri sipil di menko kesra. Ini bukan impian saya. Impian saya sederhana saja pada awalnya, ingin bekerja di rumah saja, bisnis atau apapun. Hanya saja, tekanan ekonomi seolah memaksa saya untuk mencari kepastian hidup. Saya kalah bertarung, mungkin bakat bisnis tidak melekat dalam diri saya.
Ada banyak kebiasaan yang saya tinggalkan, seperti menulis dan membaca. Selama bekerja sebagai PNS, segala hal yang berkaitan dengan intelektual berkurang. Ini resiko saya, karena memang habitus kerja PNS tidak sedinamis mengolah dunia kita sendiri. Sebagai analis pendidikan non formal, pekerjaan saya masih jauh daripada tupoksi, terkadang lebih kepada hal-hal yang sifatnya administrasi. Mencoba idealis tidaklah mudah, namun saya tetap percaya, bahwa akan ada masa, di mana saya bisa membuktikan lebih dari sekadar duduk di belakang meja.
Bukan maksud meremehkan pekerjaan yang saya geluti, hanya saja saya merasa bahwa ada hal-hal lain yang harus saya lakukan, untuk melakukan hal-hal lain dari sekadar rutinitas. Waktu begitu berharga dan terbatas, saya harus bisa memastikan bahwa jalan PNS ini adalah salah satu jalan, bukan jalan tunggal, untuk meraih sukses dan bahagia dalam satu paket. Karena ada orang yang sukses, namun hidupnya tidak bahagia, seperti korupsi atau memanfaatkan jabatan untuk kepentingan tertentu. Sebaliknya, ada juga yang bahagia, namun tidak sukses, hidup seperti ini juga akan mencekik, saya pun tidak akan memilih jalan hidup ini. Saya ingin keduanya, bahagia dan sukses!
Jalan PNS, bukanlah jalan terakhir. Banyak jalan-jalan lain atau celah-celah kehidupan yang dengan segala potensi keunikan, saya yakin, siapapun, kalau mau serius, fokus, dan bekerja keras, segalanya akan tercapai. Man Jadda Wa Jada.
Komentar
Posting Komentar
Please do not enter any spam link in the comment box