Bisnis yang tidak sehat, akan mati perlahan. Namun
pebisnis yang tidak sehat, akan merusak rencana sebelum dimulai. (ivan quotes) Sok
berkata bijak nih...he he...
Minggu pagi (1/12/2013) rekan-rekan Forum Idekita mengundang saya sebagai fasilitator dalam pelatihan penulisan. Pesertanya luar biasa banyak, 8 orang. Apalah arti sebuah angka, tanpa kualitas. Suasana dingin dan kampus yang sunyi menambah suasana terasa tenang dalam menjalani proses pelatihan. Peserta melakukan simulasi penulisan di Teras Gedung Daksinapati, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Jakarta, Kampus A Rawamangun Di luar batas normal Hal pertama yang saya utarakan adalah pentingnya menulis di luar batas normal. Kenormalan selama ini yang kita kenal, adalah kuliah harus punya laptop, belajar baru bisa optimal kalau sudah makan 3 kali sehari, harus dapat uang jajan untuk dapat beli buku, dan setumpuk kenormalan lainnya. Kalau tiba-tiba, situasi berubah dan berbalik, akan seperti sikap apa sikap kita? Apalagi dalam hal tulis-menulis, dapat dipastikan menulis menjadi sesuatu yang mustahil dilakukan. Pada dasarnya, menulis tidak butuh kenormalan, namun butuh kon...
Dalam empat dekade, perkembangan teknologi digital telah berhasil mengubah cara kita belajar, bersosialisasi, dan bekerja sekaligus memiliki potensi paling signifikan untuk mentransformasi pendidikan. Melalui industri teknologi pendidikan telah muncul dan fokus pada pengembangan dan distribusi konten pendidikan, sistem manajemen pembelajaran, aplikasi bahasa, augmented reality dan virtual reality, bimbingan belajar yang dipersonalisasi, dan pengujian. Baru-baru ini, terobosan dalam metode kecerdasan buatan (AI) telah meningkatkan kapasitas teknologi pendidikan, yang berdampak pada adanya spekulasi bahwa teknologi dapat menggantikan interaksi manusia dalam pendidikan. Selama pandemi Covid-19 (2020-2022), sektor pendidikan dapat merasakan bagaimana teknologi menjadi alternatif pembelajaran selama pandemi Covid-19. Kekuatan teknologi sepertinya memiliki kekuatan menyihir dan memaksa manusia untuk terus berinteraksi dengannya. Dari balita sampai manula, tidak ada satupun yang imun dengan p...
Tiga tahun lalu, pukul 11 malam. Saya menunggu Patas P17 jurusan Kampung Rambutan di depan ITC Cempaka Mas. Baru kali itu, saya menunggu 2 jam lamanya. Hanya menunggu dan menunggu. Kalau saya memaksakan naik taksi, maka keluar uang Rp 70.000 menuju rumah kontrakan saya di Pintu II Atas, Taman Mini. Daripada uang melayang, dan uang itu bisa saya gunakan untuk kebutuhan-kebutuhan lainnya yang lebih penting. Dari kejauhan, saya merasa bahagia dan bukan hanya saya, puluhan penumpang lainnya yang rata-rata adalah pegawai toko di ITC Cempaka Mas. Situasi tak terhindari, semua berlarian menuju bus, dan saya terhimpit, terjepit, kaki meregang sepanjang Bus membawa penumpang ke tujuan. Saya sempat berceloteh, ketika Bus yang sudah penuh itu harus berhenti dan menarik penumpang lebih banyak lagi, hingga bernafas pun sangat sulit. Oksigen, adalah nyawa untuk bertahan dalam bus-bus malam yang sangat sedikit armadanya. Terlebih, setelah Busway menjadi primadona angkutan massal. Saya bilang ...
Komentar
Posting Komentar
Please do not enter any spam link in the comment box